Pemasangan Hawear di Langgur: Simbol Larangan Adat untuk Menghentikan Konflik


Langgur, Lintas-Timur.co.id -
Sebagai bentuk langkah serius dalam menangani konflik yang berkepanjangan, masyarakat adat di lingkup Ohoi Langgur menggelar prosesi pemasangan Hawear atau Sasi pada Kamis, 28 Maret 2025, di Landmark Langgur.


Orang Kay atau Kepala Ohoi Langgur, Heronimus Dumatubun, menegaskan bahwa ritual ini adalah simbol larangan tertinggi dalam hukum adat Larvul Ngabal.

Menurut Dumatubun, pemasangan Hawear bertujuan untuk menghentikan pertikaian yang terus berlarut di tengah masyarakat.

“Ritual ini bukan sekadar simbol, tetapi bentuk nyata hukum adat yang harus dihormati, Jika ada yang mencoba bermain-main dengan aturan adat, maka hukum adat sendiri yang akan bertindak,” tegasnya.

Prosesi ini terdiri dari dua bagian, yakni Soflai dan Foi Hawear, Soflai merupakan ritual pemurnian dengan emas dan minyak kelapa murni sebagai permohonan ampun atas dosa-dosa serta memohon berkat.

Sementara Foi Hawear adalah prosesi penanaman sasi, yang menjadi larangan adat tertinggi guna menghentikan konflik, tanpa mengganggu proses hukum negara.

Dumatubun juga mengungkapkan bahwa dalam proses konsolidasi kedua kubu yang bertikai, masih ada ketidak percayaan yang mendalam, baik di antara warga maupun terhadap aparat kepolisian dan pemerintah daerah.

“Inilah fakta yang harus kita hadapi. Oleh karena itu, Hawear dipasang bukan sebagai bentuk rekonsiliasi, melainkan sebagai langkah awal untuk menjaga wilayah ini dengan hukum adat,” jelasnya.

Pemasangan Hawear ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menghormati hukum adat yang telah diwariskan oleh leluhur.

Dengan keberadaan Hawear, diharapkan tidak ada lagi pihak yang berani melanggar ketentuan adat, demi menciptakan kedamaian dan ketertiban di Ohoi Langgur.(**)

Previous Post Next Post